Cerita Tentang “
Negeri 5 Menara”
Di Padang ada dua orang yang bersahabat dari dulu. Mereka bernama
Alif dan Randai. Ketika kenaikan kelas si Alif dan Randai akan berbeda sekolah. Padahal Alif tidak ingin
bersekolah di pesantren.Tetapi orangtuanya si Alif yang menginginkan Alif untuk
bersekolah di Pondok Pesantren. Si Alif
sekolah di pondok pesantren dan sahabatnya sekolah di sekolah Negeri. Ketika
sampai di Pondok si Alif di Test dan pak ustadznya berbicara “ diantara ribuan peserta yang mendaftar di
pondok ini yang diterima hanya ratusan orang saja.” . Ketika keesokan harinya si Alif pun ikutan
test untuk masuk ke pesantren dan akhirnya Alif pun lolos test. Ketika di
pondok Alif minum susu dengan menggunakan piring karena tidak ada gelas. Teman-temannya
hanya melihati Alif seakan-akan teman-temannya juga ingin susu yang diminum oleh Alif. Alif pun berkata “
Apakah kalian juga ingin susu ini ?”. Temannya pun menjawab “ya kalau setenggak dua tenggak mah tidak
masalah.”. Alif pun berbagi susunya dengan teman-temannya. Ketika keesokan
harinya Alif pun belajar bersama teman-temannya. Ustadz Salman menjelaskan
tentang “Man jadda Wajjada” artinya “barang siapa yang bersungguh-sungguh maka
ia akan dapat.”. Dari dulu Alif ingin
sekali kuliah di ITB yang ada di Bandung. Langit yang cerah menemani pagi itu.
Teman-temannya alif memandang langit itu sambil berkata tentang negeri yang
mereka impikan dan Alif berkata bahwa ia ingin ke Amerika.
Temannya Alif yang
bernama Baso menjadi juara di kelasnya dan mereka semua ingin pergi kecuali
Alif karena, Alif baru saja mendapat surat dari ibunya yang berisi “ Alif kali
ini kamu tidak bisa pulang ke rumah dan ibu tidak bisa mengirim uang untuk
kamu. Karena ibu sedang tidak mempunyai uang. Maafkan ibu karena ibu sudah
menyuruh kamu untuk bersekolah di Pondok Pesantren. “. Baso mengajak Alif untuk
ikut dengan mereka dan Alif pun ikut dengan mereka. Baso sangat senang mengaji Al-qur’an. Suatu
hari Baso berkata ke teman-temannya “Kalian sering bertanya mengapa aku tidak
pernah pulang ke rumah dan tidak ada yang menengok aku ke pesantren kan ?” “Karena
orangtua ku sudah meninggal dan sekarang aku tinggal di rumah nenek ku. Dan sekarang aku harus pulang ke rumah nenek
ku itu.” Lanjut Alif. Teman-temannya pun
sedih karena Alif harus pulang dan tidak
ada lagi yang membacakan ayat-ayat Al-qur’an. Mereka semua pun saling
berpelukan. Mereka membuat sebuah
pertunjukan untuk baso.
Ketika mereka sudah
besar Alif berada di Amerika. Raja memberi tahu Alif bahwa Randai ada di SMA. Mereka
pun telpon-telponan.
Selesai
Man Jadda Wa Jadda