Rabu, 07 Maret 2012

Negeri 5 Menara


Cerita Tentang “ Negeri 5 Menara”

Di Padang ada dua orang yang bersahabat dari dulu. Mereka bernama Alif dan Randai. Ketika kenaikan kelas si Alif dan Randai  akan berbeda sekolah. Padahal Alif tidak ingin bersekolah di pesantren.Tetapi orangtuanya si Alif yang menginginkan Alif untuk bersekolah di Pondok Pesantren.  Si Alif sekolah di pondok pesantren dan sahabatnya sekolah di sekolah Negeri. Ketika sampai di Pondok si Alif di Test dan pak ustadznya berbicara  “ diantara ribuan peserta yang mendaftar di pondok ini yang diterima hanya ratusan orang saja.”  . Ketika keesokan harinya si Alif pun ikutan test untuk masuk ke pesantren dan akhirnya Alif pun lolos test. Ketika di pondok Alif minum susu dengan menggunakan piring karena tidak ada gelas. Teman-temannya hanya melihati Alif seakan-akan teman-temannya juga ingin susu  yang diminum oleh Alif. Alif pun berkata “ Apakah kalian juga ingin susu ini ?”. Temannya pun menjawab  “ya kalau setenggak dua tenggak mah tidak masalah.”. Alif pun berbagi susunya dengan teman-temannya. Ketika keesokan harinya Alif pun belajar bersama teman-temannya. Ustadz Salman menjelaskan tentang “Man jadda Wajjada” artinya “barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan dapat.”.  Dari dulu Alif ingin sekali kuliah di ITB yang ada di Bandung. Langit yang cerah menemani pagi itu. Teman-temannya alif memandang langit itu sambil berkata tentang negeri yang mereka impikan dan Alif berkata bahwa ia ingin ke Amerika.
 Temannya Alif yang bernama Baso menjadi juara di kelasnya dan mereka semua ingin pergi kecuali Alif karena, Alif baru saja mendapat surat dari ibunya yang berisi “ Alif kali ini kamu tidak bisa pulang ke rumah dan ibu tidak bisa mengirim uang untuk kamu. Karena ibu sedang tidak mempunyai uang. Maafkan ibu karena ibu sudah menyuruh kamu untuk bersekolah di Pondok Pesantren. “. Baso mengajak Alif untuk ikut dengan mereka dan Alif pun ikut dengan mereka.  Baso sangat senang mengaji Al-qur’an. Suatu hari Baso berkata ke teman-temannya “Kalian sering bertanya mengapa aku tidak pernah pulang ke rumah dan tidak ada yang menengok aku ke pesantren kan ?” “Karena orangtua ku sudah meninggal dan sekarang aku tinggal di rumah nenek ku.  Dan sekarang aku harus pulang ke rumah nenek ku itu.” Lanjut Alif.  Teman-temannya pun sedih karena Alif harus pulang dan  tidak ada lagi yang membacakan ayat-ayat Al-qur’an. Mereka semua pun saling berpelukan.  Mereka membuat sebuah pertunjukan untuk baso.
   Ketika mereka sudah besar Alif berada di Amerika. Raja memberi tahu Alif bahwa Randai ada di SMA. Mereka pun telpon-telponan.

                 Selesai
                      Man Jadda Wa Jadda